Oleh : Olyvia Febrianita
Masa Balita dikenal dengan masa emas
(golden years). Pada masa inilah otak
tengah berkembang sangat pesat. Nah, salah satu
cara memaksimalkan tumbuh kembang otak si kecil adalah dengan memberikan
nutrisi yang tepat. Mengapa tepat? Sebab, baik kelebihan maupun kekurangan
gizi, sama-sama berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Gizi kurang dapat
menyebabkan lambatnya pertumbuhan, daya tubuh rendah, dan kurangnya kecerdasan.
Sedangkan gizi lebih dapat meningkatkan risiko penyakit degeneraif kelak
seperti diabetes, jantung, stroke, dan lainnya.
Namun,
terkadang memenuhi kebutuhan nutrisi batita menjadi suatu tantangan tersendiri
bagi orangtua. Ada saja anak yang pilih-pilih makanan, bahkan menolak makan.
Atau ada juga batita yang mengalami sembelit.
Berikut
ini 5 masalah yang kerap dialami batita. Mungkin si kecil juga mengalami hal
yang sama? Intip juga cara mengatasinya:
- Picky Eater/ pilih-pilih makanan
Perilaku ini memang merupakan salah
satu problem yang sering dihadapi orangtua. Tak jarang, Mama Papa sampai
frustasi setelah usahanya merayu, bahkan sampai memaksa anak untuk makan
ditanggapi dengan penolakan. Apa sebenarnya yang menyebabkan anak pilih-pilih
makan?
Coba Mama ingat-ingat apakah dulu si
kecil memperoleh makanan padat sesuai usianya. Karena ternyata, pilih-pilih
makanan juga bias terkait dengan kelemahan otot-otot di sekitar rongga mulut
pada anak. Hal ini umumnya lantaran anak
tidak terlatih mengunyah dan menelan makanan karena terlambat memperoleh
makanan padat. Kasus ini bias diatasi dengan sabar memperkenalkan makanan kasar
pada anak. Karena dengan begitulah ia akan terbiasa mengunyah dan menelan.
Terlepas kasus diatas, agar anak tak
menjadi seorang pick eate, ia sudah
harus dilatih makan dengan gizi seimbang sejak dini. Contoh, banyak anak yang
lebih menyukai daging-dagingan ketimbang sayur karena orangtuanya tak pernah
melatih anaknya memberikan makanan alternatif yang memenuhi gizi seimbang.
Untuk itulah orang tua dituntut untuk menjadi contoh yang baik saat makan
bersama anak.
Jadilah penikmat segala makanan yang
tersaji di meja makan. Ciptakan mindset positif
tentang makanan pada anak. Dengan bercerita kalau wortel itu enak, papaya
rasanya manis, dan sebagainya. Cerita-cerita itu akan membuat si kecil tergoda
ingin mencoba. Setelah mencoba, ia pun
akan mempunyai memori atas rasa makanan, sehingga saat makanan itu kembali
dihidangkan, tak akan sulit ia untuk menikmatinya kembali.
- Menolak makan
Konsepnya sama dengan picky eater, orang tua harus memberikan
pembiasaan makan yang baik. Suasana makan pun juga menjadi factor lainnya.
Ciptakan suasana makan yang menarik agar si kecil menjadi mood untuk makan.
Perhatikan pemberian susunya. Hindari
susu sebelum jadwal makan utama karena si kecil akan keburu kenyang. Pastikan
anak memiliki jadwal tetap, yakni 3 kali makan besar dan 2 kali camilan. Susu
boleh diberikan sebelum tidur.
- Sembelit
Biasanya sembelit terjadi pada anak
yang mengalami demam cukup lama. Saat si kecil mengalami demam, orangtua
cenderung member makanan yang tidak berserat, sehingga menyebabkan ia mengalami
sembelit. Namun, selama batita memiliki dizi seimbang, sembelit yang dialami
tidak akan parah dan bias diantisipasi.
Secara keseluruhan, saat sembelit
anak perlu menambah asupan cairan di dalam tubuh dengan memperbanyak minum. Air
akan berfungsi sebagai pelarut di system pembuangan. Si batita juga sebaiknya
mengurangi makanan berlemak. Perbanyaklah makanan berserat bagi si kecil,
seperti sayur dan buah-buahan.
- Alergi makanan
Tahukah Mama salah satu pusat
kekebalan tubuh terdapat pada saluran pencernaan? Karena itulah kalau lambung
si kecil sedang tidak beres atau imunitasnya tengah turun, anak jadi gampang
terkena alergi.
Salah satu makanan terkenal sebagai
pemicu alergi adalah seafood. Sumber
protein hewani dari laut, seperti udang, kepiting dan cumi-cumi memiliki
struktur protein yang mudah terurai dan mudah rusak. Inilah yang menyebabkan si
kecil gampang alergi saat makanan laut. Manifestasinya bias muncul di kulit
atau langsung dimuntahkan batita.
Tetapi bukan berarti saat si kecil
alergi pada suatu makanan, lantas ia dilarang seterusnya menikmati makanan
tersebut.
Anak
yang alergi memang perlu melakukan diet makanan penyebab alerginya selama 6
bulan. Selama anak diet makanan tetap berikan bahan makanan pengganti yang
memiliki kandungan gizi yang hamper sama.
Setelah
6 bulan, makanan itu bias dicobakan lagi. Jika alergi makanan terjadi dan tak
bisa dihindari, gunakan obat-obatan antialergi sesuai reaksinya. Tentu uji coba
ini perlu dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu.
- Kelebihan berat badan
Orangtua mana yang tidak senang kalau
anaknya suka makan. Tapi hati-hati, jangan sampai si kecil overweight. Coba ukur berat badan batita, apakah sesuai dengan umur
dan tinggi badannya. Jika sesuai, Mama Papa tidak perlu khawatir. Namun bila
batita positif overweight, alangkah
baiknya Mama Papa menjaga makanan yang dikonsumsi si kecil.
Kelebihan berat badan bias dicegah dan diatasi. Batita
boleh saja menikmati junk food selama
tidak berlebihan. Harap selalu diingat, junk
food hanya berisi karbohidrat dan lemak, jadi tidak baik kalau dikonsumsi
terus.lebih baik