Kamis, 23 Juli 2015



Oleh : Olyvia Febrianita

Masa Balita dikenal dengan masa emas (golden years). Pada masa inilah otak tengah berkembang sangat pesat. Nah, salah satu  cara memaksimalkan tumbuh kembang otak si kecil adalah dengan memberikan nutrisi yang tepat. Mengapa tepat? Sebab, baik kelebihan maupun kekurangan gizi, sama-sama berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Gizi kurang dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, daya tubuh rendah, dan kurangnya kecerdasan. Sedangkan gizi lebih dapat meningkatkan risiko penyakit degeneraif kelak seperti diabetes, jantung, stroke, dan lainnya.

Namun, terkadang memenuhi kebutuhan nutrisi batita menjadi suatu tantangan tersendiri bagi orangtua. Ada saja anak yang pilih-pilih makanan, bahkan menolak makan. Atau ada juga batita yang mengalami sembelit.
            
Berikut ini 5 masalah yang kerap dialami batita. Mungkin si kecil juga mengalami hal yang sama? Intip juga cara mengatasinya:

  • Picky Eater/ pilih-pilih makanan

Perilaku ini memang merupakan salah satu problem yang sering dihadapi orangtua. Tak jarang, Mama Papa sampai frustasi setelah usahanya merayu, bahkan sampai memaksa anak untuk makan ditanggapi dengan penolakan. Apa sebenarnya yang menyebabkan anak pilih-pilih makan?

Coba Mama ingat-ingat apakah dulu si kecil memperoleh makanan padat sesuai usianya. Karena ternyata, pilih-pilih makanan juga bias terkait dengan kelemahan otot-otot di sekitar rongga mulut pada anak.  Hal ini umumnya lantaran anak tidak terlatih mengunyah dan menelan makanan karena terlambat memperoleh makanan padat. Kasus ini bias diatasi dengan sabar memperkenalkan makanan kasar pada anak. Karena dengan begitulah ia akan terbiasa mengunyah dan menelan.

Terlepas kasus diatas, agar anak tak menjadi seorang pick eate, ia sudah harus dilatih makan dengan gizi seimbang sejak dini. Contoh, banyak anak yang lebih menyukai daging-dagingan ketimbang sayur karena orangtuanya tak pernah melatih anaknya memberikan makanan alternatif yang memenuhi gizi seimbang. Untuk itulah orang tua dituntut untuk menjadi contoh yang baik saat makan bersama anak.

Jadilah penikmat segala makanan yang tersaji di meja makan. Ciptakan mindset positif tentang makanan pada anak. Dengan bercerita kalau wortel itu enak, papaya rasanya manis, dan sebagainya. Cerita-cerita itu akan membuat si kecil tergoda ingin  mencoba. Setelah mencoba, ia pun akan mempunyai memori atas rasa makanan, sehingga saat makanan itu kembali dihidangkan, tak akan sulit ia untuk menikmatinya kembali.

  • Menolak makan

Konsepnya sama dengan picky eater, orang tua harus memberikan pembiasaan makan yang baik. Suasana makan pun juga menjadi factor lainnya. Ciptakan suasana makan yang menarik agar si kecil menjadi mood untuk makan.

Perhatikan pemberian susunya. Hindari susu sebelum jadwal makan utama karena si kecil akan keburu kenyang. Pastikan anak memiliki jadwal tetap, yakni 3 kali makan besar dan 2 kali camilan. Susu boleh diberikan sebelum tidur.

  • Sembelit

Biasanya sembelit terjadi pada anak yang mengalami demam cukup lama. Saat si kecil mengalami demam, orangtua cenderung member makanan yang tidak berserat, sehingga menyebabkan ia mengalami sembelit. Namun, selama batita memiliki dizi seimbang, sembelit yang dialami tidak akan parah dan bias diantisipasi.
Secara keseluruhan, saat sembelit anak perlu menambah asupan cairan di dalam tubuh dengan memperbanyak minum. Air akan berfungsi sebagai pelarut di system pembuangan. Si batita juga sebaiknya mengurangi makanan berlemak. Perbanyaklah makanan berserat bagi si kecil, seperti sayur dan buah-buahan.

  • Alergi makanan

Tahukah Mama salah satu pusat kekebalan tubuh terdapat pada saluran pencernaan? Karena itulah kalau lambung si kecil sedang tidak beres atau imunitasnya tengah turun, anak jadi gampang terkena alergi.

Salah satu makanan terkenal sebagai pemicu alergi adalah seafood. Sumber protein hewani dari laut, seperti udang, kepiting dan cumi-cumi memiliki struktur protein yang mudah terurai dan mudah rusak. Inilah yang menyebabkan si kecil gampang alergi saat makanan laut. Manifestasinya bias muncul di kulit atau langsung dimuntahkan batita.

Tetapi bukan berarti saat si kecil alergi pada suatu makanan, lantas ia dilarang seterusnya menikmati makanan tersebut.

Anak yang alergi memang perlu melakukan diet makanan penyebab alerginya selama 6 bulan. Selama anak diet makanan tetap berikan bahan makanan pengganti yang memiliki kandungan gizi yang hamper sama.

Setelah 6 bulan, makanan itu bias dicobakan lagi. Jika alergi makanan terjadi dan tak bisa dihindari, gunakan obat-obatan antialergi sesuai reaksinya. Tentu uji coba ini perlu dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu.

  • Kelebihan berat badan

Orangtua mana yang tidak senang kalau anaknya suka makan. Tapi hati-hati, jangan sampai si kecil overweight. Coba ukur berat badan batita, apakah sesuai dengan umur dan tinggi badannya. Jika sesuai, Mama Papa tidak perlu khawatir. Namun bila batita positif overweight, alangkah baiknya Mama Papa menjaga makanan yang dikonsumsi si kecil.

Kelebihan berat badan bias dicegah dan diatasi. Batita boleh saja menikmati junk food selama tidak berlebihan. Harap selalu diingat, junk food hanya berisi karbohidrat dan lemak, jadi tidak baik kalau dikonsumsi terus.lebih baik