Rabu, 05 Agustus 2015


Lansia Tangguh
Siapa yang disebut lansia tangguh?
Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok Lansia yang berumur diatas 60 tahun bercirikan Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif.

Bagaimana cara mewujudkan Lansia Tangguh?
Dapat dilaksanakan melalui Promotif (promosi), Preventif (pencegahan), Kuratif (pengobatan) dan Rehabilitatif (pemulihan).

Apa saja program Lansia Tangguh berdasarkan 7 dimensi?
Pembangunan keluarga lansia tangguh ditinjau dari dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.

Bagaimana keterkaitan 7 dimensi lansia tangguh dan 8 fungsi keluarga?
Fungsi Agama → Dimensi Spiritual
Fungsi Sosial Budaya → Dimensi Sosial Kemasyarakatan
Fungsi Cinta Kasih → Dimensi Emosional
Fungsi Perlindungan → Dimensi Sosial Kemasyarakatan
Fungsi Reproduksi → Dimensi Fisik
Fungsi Sosial & Pendidikan → Dimensi Intelektual
Fungsi Ekonomi → Dimensi Profesional Vokasional
Fungsi Lingkungan → Dimensi Lingkungan


DIMENSI LINGKUNGAN

Apa yang disebut lingkungan?
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Bagaimana pengelompokan lingkungan untuk mewujudkan kota/desa ramah lansia?
  • Lingkungan fisik, meliputi : lingkungan beraktifitas, bersih dan sehat, alam sekitar yang aman dan nyaman.
  • Lingkungan bukan fisik, meliputi : lingkungan mental spiritual dan lingkungan sosial budaya.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan lingkungan yang ramah terhadap kualitas hidup manusia melalui pengelolaan 3 R:
Reuse              : menggunakan kembali,
Reduse            : mengurangi pemakaian,
Recycle           : daur ulang

4 (empat) kriteria pembangunan kota/desa yang ramah lansia, yaitu mencakup:
Ruang dan bangunan terbuka, perumahan, dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan, transportasi

Lingkungan bukan fisik
  • Lingkungan mental spiritual diperlukan agar lansia dapat ketenangan batin dalam penerapan nilai-nilai keagamaannya.
  • Lingkungan sosial budaya diperlukan karena selalu berubah dari waktu ke waktu.

DIMENSI PROFESIONAL VOKASIONAL
Siapa yang disebut lansia potensial?
Lansia potensial adalah warga lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa.

Lansia dikategorikan menjadi 3 kelompok besar :
Kelompok mapan dan berkualitas, baik secara fisik maupun ekonomi kelompok purnabakti, yaitu para pensiunan dari PNS, TNI, POLRI, BUMN yang berjumlah lebih dari 10 juta kelompok lansia miskin dan rentan.

Pengertian profesional vokasional
Seorang yang ahli dalam bidangnya dan sebagai mata pencahariannya menguasai ilmu pengetahuan menjunjung tinggi etika dan integritas. Seorang yang hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tententu dan terlibat kegiatan tertentu.

Bagaimana cara mengembangkan kemampuan profesional vokasional lansia?
Lansia memiliki banyak kelebihan, lebih dari sisi kemampuan maupun kesempatan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri dan hidupnya.

Apakah ciri-ciri seorang profesional?
Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku mendekati paling sempurna, meningkatkan profesional, mengembang kualitas, dan memiliki komitmen kepada profesi.


DIMENSI SPIRITUAL
Manusia adalah makhluk yang ber-Tuhan
Setiap orang percaya akan adalah kekuatan yang maha besar di luar kemampuan manusia. Kekuatan itu dalam agama disebut Tuhan Yang Maha Esa.

Apa peranan agama bagi kehidupan lansia?
Hampir semua orang yang memasuki usia lanjut atau memasukan masa pensiun mengalami gangguan mental psikologis. Hal itu karena kurang siap menghadapi perubahan kehidupannya. Pada kondisi ini sangat diperlukan penguatan dimensi spiritual.

Tanda-tanda gangguan mental psikologis pada lansia?
Kecemasan dan ketakutan sering mengenang masa lalu.

Bagaimana cara memperkuat keimanan lansia?
Yakin akan keberadaan Tuhan dan sifat-sifatnya yakin bahwa kita akan kembali kepada-Nya, yakin adanya persamaan dan perbedaan dalam kehidupan.

Bagaimana nilai-nilai toleransi beragama dalam membimbing keimanan lansia?
Kesamaan dari pada perbedaan persaudaraan dari pada perpecahan melaksanakan ajaran agama masing-masing.

Apa peran kader BKL dalam membimbing lansia memantapkan Mental Spiritual?
  • Membimbing lansia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Membimbing lansia berserah diri dan ikhlas pada NYA.

Apa peran keluarga dan masyarakat dalam pembinaan spiritual lansia?
  • Memberikan fasilitas keagamaan yang sederhana antara lain; peralatan ibadah, kitab suci, buku-buku agama.
  • Menyediakan waktu pada acara keagamaan dan perayaan hari-hari besar bersama keluarga serta masyarakat.

DIMENSI FISIK
Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?
Lansia mengalami perubahan fisik, mental dan sosial secara alamiah dengan bertambahnya usia.

Perubahan fisik
Ditandai dengan penurunan aktivitas fisik, mudah lelah, pendengaran berkurang, penglihatan menurun, rambut memutih, dan kulit kering dan keriput, gigi geligi mulai tanggal dan lainnya.

Perubahan mental
Ditandai dengan menyendiri, sulit tidur, kesedihan karena ditinggal pasangan atau orang terdekat, mudah tersinggung, depresi dan demensia/pikun.

Perubahan sosial
Ditandai dengan kecenderungan menyendiri, tidak punya gairah hidup untuk berkumpul dengan teman sebaya, keluarga besar, anak dan cucu.

Perubahan kesehatan reproduksi apa saja yang perlu diketahui lansia?
Pada lansia dapat terjadi perubahan fungsi seksual, pada laki-laki disebut andropause, dan pada perempuan disebut menopause.

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memelihara kesehatan lansia
Aktivitas Fisik
Jalan kaki, berlari santai, naik sepeda, berenang, latihan otot dengan bola basket, latihan otot kaki.

Makanan sehat
Makan makanan yang sehat dan seimbang. Makan sering dalam porsi sedikit. Banyak makan sayuran hijau atau buah aneka warna. Protein nabati berupa tempe, tahu minum air putih sebanyak 8-12 gelas/hari cukup tidur, latihan pernapasan, menghindari asupan alcohol, tidak merokok, pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kesehatan lansia.

Kamis, 23 Juli 2015



Oleh : Olyvia Febrianita

Masa Balita dikenal dengan masa emas (golden years). Pada masa inilah otak tengah berkembang sangat pesat. Nah, salah satu  cara memaksimalkan tumbuh kembang otak si kecil adalah dengan memberikan nutrisi yang tepat. Mengapa tepat? Sebab, baik kelebihan maupun kekurangan gizi, sama-sama berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Gizi kurang dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, daya tubuh rendah, dan kurangnya kecerdasan. Sedangkan gizi lebih dapat meningkatkan risiko penyakit degeneraif kelak seperti diabetes, jantung, stroke, dan lainnya.

Namun, terkadang memenuhi kebutuhan nutrisi batita menjadi suatu tantangan tersendiri bagi orangtua. Ada saja anak yang pilih-pilih makanan, bahkan menolak makan. Atau ada juga batita yang mengalami sembelit.
            
Berikut ini 5 masalah yang kerap dialami batita. Mungkin si kecil juga mengalami hal yang sama? Intip juga cara mengatasinya:

  • Picky Eater/ pilih-pilih makanan

Perilaku ini memang merupakan salah satu problem yang sering dihadapi orangtua. Tak jarang, Mama Papa sampai frustasi setelah usahanya merayu, bahkan sampai memaksa anak untuk makan ditanggapi dengan penolakan. Apa sebenarnya yang menyebabkan anak pilih-pilih makan?

Coba Mama ingat-ingat apakah dulu si kecil memperoleh makanan padat sesuai usianya. Karena ternyata, pilih-pilih makanan juga bias terkait dengan kelemahan otot-otot di sekitar rongga mulut pada anak.  Hal ini umumnya lantaran anak tidak terlatih mengunyah dan menelan makanan karena terlambat memperoleh makanan padat. Kasus ini bias diatasi dengan sabar memperkenalkan makanan kasar pada anak. Karena dengan begitulah ia akan terbiasa mengunyah dan menelan.

Terlepas kasus diatas, agar anak tak menjadi seorang pick eate, ia sudah harus dilatih makan dengan gizi seimbang sejak dini. Contoh, banyak anak yang lebih menyukai daging-dagingan ketimbang sayur karena orangtuanya tak pernah melatih anaknya memberikan makanan alternatif yang memenuhi gizi seimbang. Untuk itulah orang tua dituntut untuk menjadi contoh yang baik saat makan bersama anak.

Jadilah penikmat segala makanan yang tersaji di meja makan. Ciptakan mindset positif tentang makanan pada anak. Dengan bercerita kalau wortel itu enak, papaya rasanya manis, dan sebagainya. Cerita-cerita itu akan membuat si kecil tergoda ingin  mencoba. Setelah mencoba, ia pun akan mempunyai memori atas rasa makanan, sehingga saat makanan itu kembali dihidangkan, tak akan sulit ia untuk menikmatinya kembali.

  • Menolak makan

Konsepnya sama dengan picky eater, orang tua harus memberikan pembiasaan makan yang baik. Suasana makan pun juga menjadi factor lainnya. Ciptakan suasana makan yang menarik agar si kecil menjadi mood untuk makan.

Perhatikan pemberian susunya. Hindari susu sebelum jadwal makan utama karena si kecil akan keburu kenyang. Pastikan anak memiliki jadwal tetap, yakni 3 kali makan besar dan 2 kali camilan. Susu boleh diberikan sebelum tidur.

  • Sembelit

Biasanya sembelit terjadi pada anak yang mengalami demam cukup lama. Saat si kecil mengalami demam, orangtua cenderung member makanan yang tidak berserat, sehingga menyebabkan ia mengalami sembelit. Namun, selama batita memiliki dizi seimbang, sembelit yang dialami tidak akan parah dan bias diantisipasi.
Secara keseluruhan, saat sembelit anak perlu menambah asupan cairan di dalam tubuh dengan memperbanyak minum. Air akan berfungsi sebagai pelarut di system pembuangan. Si batita juga sebaiknya mengurangi makanan berlemak. Perbanyaklah makanan berserat bagi si kecil, seperti sayur dan buah-buahan.

  • Alergi makanan

Tahukah Mama salah satu pusat kekebalan tubuh terdapat pada saluran pencernaan? Karena itulah kalau lambung si kecil sedang tidak beres atau imunitasnya tengah turun, anak jadi gampang terkena alergi.

Salah satu makanan terkenal sebagai pemicu alergi adalah seafood. Sumber protein hewani dari laut, seperti udang, kepiting dan cumi-cumi memiliki struktur protein yang mudah terurai dan mudah rusak. Inilah yang menyebabkan si kecil gampang alergi saat makanan laut. Manifestasinya bias muncul di kulit atau langsung dimuntahkan batita.

Tetapi bukan berarti saat si kecil alergi pada suatu makanan, lantas ia dilarang seterusnya menikmati makanan tersebut.

Anak yang alergi memang perlu melakukan diet makanan penyebab alerginya selama 6 bulan. Selama anak diet makanan tetap berikan bahan makanan pengganti yang memiliki kandungan gizi yang hamper sama.

Setelah 6 bulan, makanan itu bias dicobakan lagi. Jika alergi makanan terjadi dan tak bisa dihindari, gunakan obat-obatan antialergi sesuai reaksinya. Tentu uji coba ini perlu dikonsultasikan pada dokter terlebih dulu.

  • Kelebihan berat badan

Orangtua mana yang tidak senang kalau anaknya suka makan. Tapi hati-hati, jangan sampai si kecil overweight. Coba ukur berat badan batita, apakah sesuai dengan umur dan tinggi badannya. Jika sesuai, Mama Papa tidak perlu khawatir. Namun bila batita positif overweight, alangkah baiknya Mama Papa menjaga makanan yang dikonsumsi si kecil.

Kelebihan berat badan bias dicegah dan diatasi. Batita boleh saja menikmati junk food selama tidak berlebihan. Harap selalu diingat, junk food hanya berisi karbohidrat dan lemak, jadi tidak baik kalau dikonsumsi terus.lebih baik